Saturday, May 17, 2008

Hot Drill










Matahari menampakkan keperkasaan terakhirnya, menjelang masuk ke peraduan.
Di bagian lain, serombongan orang dengan fokus tinggi, mencoba memadamkan kobaran api. Ya, mereka sedang berlatih rutin. Bagaimana menjinakkan api lalu memadamkannya.

Berlatih, adalah kata kunci agar kemampuan kita selalu terjaga. Sehingga saat bencana datang, tidak akan ada kepanikan, kebinggungan, dan saling menyalahkan dalam melaksanakan tugas. Sehingga, tujuan keselamatan terengkuh dan kehancuran bisa diminimalisir.

Fokus, terencana, dan teroganisasi dengan baik adalah mula dan cara agar hasil seperti yang diharapkan. Jadi, kalau ada sesuatu yang tidak terencana bisa menghasilkan sesuatu yang baik, itu adalah keberuntungan.

Hidup adalah implementasi dari latihan. Pikiran, akal, dan cipta kita menghasilkan rumusan-rumusan yang akhirnya bermuara pada pilihan-piliahan kita dalam hidup. Jadi semua terserah Anda dalam mengambil sebuah pilihan. Tapi, ingat, kadang, pilihan yang sudah direncanakan juga bisa tidak memberikan hasil maksimal. Tapi, itulah hidup!

Thursday, May 15, 2008

Mimpi

Saya suka bermimpi. Mimpi membuat kita tahu apa yang kita cari dalam hidup. Apa yang kita layak perjuangkan atas keberadaan kita di dunia ini. Mimpi sesekali memastikan kita menghitung ulang, apa yang sudah dilakukan, apa yang harus dikerjakan, dan kebodohan-kebodohan yang jangan diulangi.

Seluruh perbuatan harus kita pertanggungjawabkan. Mungkin bisa dipertanggungjawabkan di dunia, atau nanti masa seusai ajal tiba. Sesekali, mimpi kadang digoda dengan hadirnya ketakutan-ketakutan atas perbuatan atau proyeksi atas kehidupan di masa datang.

Mungkin, sedikit saran: lapangan pikiran dan dada, iklas berdoa, dan percaya. Biarkan kuasa tangan-tangan Tuhan mengetuk hati orang-orang agar membantu kita dan energi alam semesta akan mewujudkannya.

Mimpi yang menjadi sumber energi kita agar saat ajal tiba, kita dengan lantang mampu berkata: Alhamdulillah, hidup saya berguna.

Apa mimpi-mimpi atas hidupmu?

Monday, May 05, 2008

Mata Hati Bahagia

Menemukan kebahagiaan sejati, tentu sebuah perjalanan yang mengasikkan. Tapi, merengkuh kehidupan yang bahagia juga sebuah kenikmatan. "Pikiran tenang, hati tenang, maka kebahagiaan datang," tutur Mbah Surambah.

Namun, untuk mencapai dua ketenangan tadi, tentu butuh perjuangan keras. Bagaimana tidak, kita telah hidup selama ini, tentu kita telah meninggalkan jejak-jejak warna-warni kehidupan yang terus menyisakan ikutan pemikiran. Kadang romantisme kenikmatan, kemegahan, terbesit pula ketakutan, kadang kekhawatiran, serta kebimbangan.

Lantas, apa rumus mutakhir untuk mengurai seluruh simpul sisa-sisa pemikiran dan tindakan kita di masa lampau yang terus bergema hingga saat ini? Kembali, Mbah Surambah memberikan wejangan. "Nger, yang ndak perlu dikhawatirkan ya jangan dikhawatirkan, yang ndak perlu dipikirkan jangan dipikirkan terus menerus, cukup sekali saja diselesaikan. Insya Allah, Gusti Pangeran mendukung," tegasnya.

Kadang, mengucapkan lebih tampak gampang dan menyenangkan tapi acap kali susah diimplementasikan. Saat kita sibuk dengan beragam cara, upaya, kreasi, maka yang hadir adalah kenikmatan. Namun, bila kenikmatan itu sirna maka beragam carut marut hal akan hadir lagi.

"Kelola kenikmatan, agar dia jadi energi kehidupan kita," jawab Mbah Surambah memberikan jurus ke 10 dari praktik kehidupannya. Kenikmatan, menurutnya bisa datang dari hal sepele dan remeh-temeh. Tapi, kenikmatan itulah jadi sumber pemberi kehidupan kita.

"Untuk mendapatkan kenikmatan, kita harus selalu mengucap nama Allah di lidah kita, mensyukuri seluruh apa yang diberikan dengan mengucap Alhamdulillah, dan badan dilatih untuk selalu sabar. Kunci terakhir, selalu berdoa dengan tulus dan jujur kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan dan mengabulkan apa yang kita pinta," pungkas Mbah Surambah.

Friday, May 02, 2008

Trakulu

Semuanya bermula, saat mata saya menangkap satu-satunya udang yang masih hidup. Saat di spot pertama, sebenarnya dia sudah akan saya lempar. namun, karena temen2 merasa spot ini kurang panas, akhirnya kami pun berpindah spot.


saat tiba di spot kedua, saya pun tak sabar melemparkan udang ke perairan. tentu, dimulai dengan doa, mata pancing pun saya tempelkan di kulit kepala (bukan di ekor seperti biasa saya lakukan), mencium air laut, kaki udang tampak lincah berenang ke bawah. sepeminuman teh, satu tarikan pelan mengetarkan senar saya. tak mau kehilangan kesempatan, segera saya sentak pelan. kait pun mengena..


getaran awal itu, sebenarnya tak begitu mengagetkan saya karena lembut bukan seperti ikan kakap merah yang biasanya atau kerapu, tapi sedetik setelah roll saya tergulung, sebuah ketegangan baru langsung naik ke kepala. settttttttttt...senar langsung menegang kencang. terasa, arah senar di dalam air bergoyang liar. memutar ke kanan dan ke kini.kepala dan dada langsung dipenuhi dengan adrenalin..Ikan di dasar ini, langsung melawan..dia menarik kebawah dengan keras. "Ikan apa ini, dan sebesar apa ya," batin saya sambil terus bertarung..

kami pun bertempur. dari awal tarikan, dia masih mengeluarkan seluruh energinya untuk tinggal di laut, saya roll, tahan, lalu release roll untuk membuat dia lelah. sesekali saya tahan senar sambil mengatur nafas. awalnya, pertempuran dimulai dari sisi kanan kapal, lantas dia menarik, dan memkasa saya untuk pindah duduk ke belakang kapal, masih terus saling bergulat, hingga akhirnya dia membawa saya bergeser ke sisi kanan kapal.

saya lupa berapa lama, tapi beberapa kawan di kapal pun segera menghentikan aktifitasnya dan menanti hasil pertempuran itu. "Tahan, gulung, release," beberapa temen berteriak memberi semangat. mungkin hampir delapan hingga sepuluh menit, setelah saya berhasil mengalahkannya. Akhirnya semua bersorak, setelah ikan trakulu (menurut Kapten Mahdi, sekitar 3,5 Kg sampai 4 Kg--maaf lupa bawa timbangan dan meteran) berhasil diangkat ke atas kapal.


wah, Tuhan, terimakasih atas kenikmatan ini..maturnuwun..